adaptasi psikologi pada bumil Trimester I



  Perubahan dan Adaptasi Psikologi Pada Kehamilan
Perubahan Psikologis Trimester I (Periode Penyesuaian)
Trimester pertama ini sering dirujuk kepada masa penentuan. Penentuan membuat fakta wanita bahwa ia hamil.
Trimester pertama juga sering merupakan masa kekhawatiran dari penantian.Segera setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali, biasanya pada awal kehamilannya, ibu berharap untuk tidak hamil. Hampir 80% kecewa, menolak, gelisah, depresi dan murung.
Kejadian gangguan jiwa sebesar 15% pada trimester I yang kebanyakan pada kehamilan pertama. Menurut kumar dan robson (1978) 12% wanita yang mendatangi klinik menderita depresi terutama pada mereka yang ingin menggugurkan kandungannya.
Perubahan psikologis yang terjadi pada kehamilan trimester I didasari pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktifitas.
Beberapa tahapan aktifitas penting seseorang menjadi ibu :
a.       Taking On
Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan melakukan peran ibu.
b.      Taking In
Seorang wanita sudah mulai membayangkan peran yang dilakukan
c.       Letting Go
Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah dilakukannya.
Kehamilan pada trimester I ini cenderung terjadi pada tahapan aktifitas yang dilalui seorang ibu dalam mencapai perannya yaitu pada tahap taking on. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda - tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada orang lain atau dirahasiakannya.
Para wanita juga mungkin akan mengalami ketakutan dan fantasi selama kehamilan, khususnya tentang perubahan pada tubuhnya. Mereka khawatir terhadap perubahan fisik dan psikologisnya, jika mereka multigravida, kecemasan berhubungan dengan pengalaman yang lalu. Banyak wanita hamil yang mimpi seperti nyata, dimana hal ini sangat menggangu. Mimpinya seringkali tentang bayinya yang bisa diartikan oleh ibu apalagi bila tidak menyenangkan.
1.      Bentuk motivasi:
a.    Motivasi suami
Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi seorang ayah adalah timbulnya kebanggaan atas kemampuannya mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya menjadi seorang ayah dan menjadi pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang mulai hamil dan menghindari hubungan seks karena takut akan mencederai bayinya. Ada pula pria yang hasrat seksualnya terhadap wanita hamil relatif lebih besar. Disamping respon yang diperlihatkannya, seorang ayah dapat memahami keadaan ini dan menerimanya.
Zaman dahulu seorang suami ikut mendukung kehamilan istrinya dengan ritual-ritual keagamaan. Berbeda dengan dukungan yang diberikan oleh suami pada saat ini, bentuk dukungan yang diberikan oleh suami lebih pada :
a)      Untuk saling berkomunikasi dari sejak awal
b)      Menempatkan nilai – nilai penting dalam keluarga untuk mempersiapkan menjadi orang tua
b.    Motivasi keluarga
Wanita hamil sering kali merasakan ketergantungan terhadap orang lain. Tapi mungkin bisa menjadi lebih kuat sesudah bayinya lahir hal ini bisa dipahami karena pada waktu itu wanita memerlukan keamanan dan perhatian dari seseorang yang sangat dominan baginya. Keluarga dalam hal ini harus menjadi bagian dalam mempersiapkan pasangan menjadi orang tua.



2.      Stress yang Terjadi Pada Kehamilan Trimester I
Ada 2 tipe stress yaitu yang negatif dan positif, kedua stress ini dapat mempengaruhi reaksi individu. Ada pula yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik.
Stress intrinsik berhubungan dengan tujuan pribadi dari individu, yang mana individu berusaha untuk membuat sesempurna mungkin baik dalam kehidupan pribadinya maupun dalam kehidupan sosialnya secara profesional. Stress ekstrinsik timbul karena faktor eksternal seperti rasa sakit,kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi.
Menurut Burnard (1991) stress selama masa reproduksi dapat dihubungkan dengan 3 aspek utama yaitu :
1.      Stress di dalam individu
2.      Stress yang disebakan oleh pihak lain
3.      Stress yang disebabkan penyesuaian terhadap tekanan social
Stress dari dalam diri dapat terjadi berkenaan dengan kegelisahan terhadap kemampuan beradaptasi dengan kejadian kehamilannya.
1.    Memperkuat Ikatan
Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kehamilan memberikan kesempatan pada seorang ibu untuk saling memperkuat hubungan. Dan hubungan yang kuat lebih penting dari yang lainnya. Masa-masa kehamilan, persalinan dan bulan-bulan sesudahnya merupakan saat – saat yang sulit. Semakin dekat pada awalnya, akan semakin baik akhirnya. Jadi, pada saat hidup masih relatif normal, luangkan waktu untuk berdua, berbicara tentang perasaan pasangannya. Betapapun bahagianya atau sibuknya pasangan suami istri, kegelisahan yang timbul karena kondisi baru merupakan suatu yang normal.
2.    Kehamilan dan Libido
Hasrat untuk melakukan hubungan seks, pada wanita pada trimester pertama ini berbeda- beda. Walaupun pada beberapa wanita mengalami gairah seks yang lebih tinggi, kebanyakan mereka mengalami penurunan libido selama periode ini. Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa hubungan seks. Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan kekhawatiran. Semua ini merupakan bagian normal dari proses kehamilan pada trimester pertama.
3.    Kehamilan dan Olahraga
Setelah hamil, mayoritas wanita dapat melanjutkan aktivitas biasa mereka. Tidak ada bukti bahwa aktivitas yang teratur, seperti jogging, bermain tennis, berenang, atau melakukan hubungan seks, dapat menimbulkan masalah seperti keguguran atau fetal malformation (janin yang cacat) pada kebanyakan wanita normal dan sehat. Kebanyakan dokter melarang program olahraga baru yang dimulai pada saat hamil, kecuali latihan-latihan prenatal yang dirancang khusus untuk wanita hamil. Latihan-latihan yang paling menguntungkan bagi wanita hamil adalah latihan dengan gerakan yang menguatkan dinding perut untuk membantu menopang uterus dan otot pinggul yang akan anda butuhkan untuk mendorong. Latihan kaki juga penting untuk meningkatkan sirkulasi dan menghindari kram otot yang merupakan sesuatu yang biasa dalam kehamilan.

No comments for "adaptasi psikologi pada bumil Trimester I"

Iklan Tengah Artikel 2